Kalimantan memiliki landasan tanah yang terdiri dari karang padas, dan lapisan tanah humus yang tipis, sedang daratannya berupa hutan. Dengan penduduk yang tidak begitu padat. Berladang menjadi salah satu pilihan mata pencaharian masyarakat suku Dayak. Pekerjaan ini membutuhkan banyak tenaga. Sehingga pengerjaannya dilakukan oleh kelompok yang biasanya berdasarkan hubungan tetangga atau kekerabatan. Jadi bisa dibilang sistim mata pencaharian.
sistem perladangan dilakukan dengan cara berotasi
atau bergilir, merupakan budaya khas semua suku Dayak. Sistem perladangan
semacam itu mempunyai kearifan dan pengetahuan tersendiri, dalam hal
pemeliharaan keseimbangan lingkungan.
Namun demikian, sistem perladangan semacam ini
sering dipecundangi, dituduh tidak produktif dan merusak hutan. Suatu vonis
yang harus diluruskan sebab banyak penelitian telah membuktikan salah satu
diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dove (1988) terhadap suku
Kantu di Kalimantan Barat yang menyatakan sistem perladangan suku Dayak tidak
menyebabkan kerusakan hutan atau lingkungan.
Selain berladang, terutama pada saat menunggu
waktu membuka lahan, suku Dayak melakukan pekerjaan lain. Diantaranya adalah
berburu, mencari hasil hutan, dan mencari ikan di sungai.
A.Pengawetan Makanan.
Alasannya agar
makanan yang ada bias bertahan lama
karena masyarakat dayak hanya memakai cara-cara alami tidak ada pengawetan
makanan seperti zaman modern ini.Contohnya:kulkas,formalin atau lapisan lilin
yang tipis.
Cara pengawetan makanan pada zaman lokal sebagai berikut:
-Kariting atau karapas
Ialah
salah satu cara pengawetan daging babi.
Caranya:Daging
dan lemak babi ditaburi garam dan disangrai hingga kering.Setelah dingin
disimpan bersama lemaknya dalam suatu wadah yang bias ditutup rapat.Pengawetan
cara ini bias bertahan selama 6 bulan asalkan jangan terkena air.
-Sehei
Adalah satu cara untuk mengawetkan ikan.Daya
tahan cara pengawetan ini tidak lebih dari tujuh hari.Caranya:yaitu ikan yang
masih baru di panggang di atas bara api hingga kering benar.
-Kalasuam
Adalah cara pengawetan daging buruan atau ikan agar rasanya tidak berubah.namun pengawetan cara ini daya tahannya tidak lebih dari tujuh hari.Caranya:ikan atau daging yang akan di awetkan diberi garam secukupnya,dikasih sedikit air,dimasak setengah matang di atas api dan tutup panci jangan di buka hingga saat akan dimanfaatkan.
Berburu hewan
Kegiatan ini biasanya dilakukan setelah masa tanam, yakni saat menunggu panen dari kebun mereka. Mata pencaharian suku Dayak pedalaman ini biasanya berburu di hutan dan mencari ikan di Sungai. Hewan yang sering menjadi tangkapan mereka dan menjadi makanan sehari-hari adalah babi hutan, unggas dan hewan yang bisa ditangkap lainnya. Dengan masuknya pendidikan formal di kalangan suku Dayak, banyak dari mereka yang meninggalkan pola berburu menjadi pola beternak. Umumnya ternak mereka adalah babi karena sangat mudah mencari makanannya. Babi adalah bahan makanan dan juga merupakan binatang yang sering digunakan dalam upacara adat tradisional suku Dayak. Selain itu juga ada ayam yang diternak secara bebas, tanpa diberikan kandang.
B.Alat Berburu
Peralatan
berburu adalah sebagai berikut:
-Tampuling,
-Jarat,
-Tambuwung,
-Sangguh sipet,
-Sangguh atep,
-Sambulut,
-Katek,
-Sepan-sepan,
-Salugi,
-Sansuruk/jarat pelanduk,
-Sampiti/poti,
-Sangkatok/saketung/jarat tupai.
Berburu pada zaman lokal tidak akan berefek terhadap lingkungan.Sangat berbeda dengan zaman modern.Cara berburu pada zaman modern banyak berefek pada lingkungan.Contohnya:penangkapan ikan di laut.
C.penangkapan ikan
Alasan dan tujuan penangkapan
ikan adalah ikan yang telah didapatkan dari berburu akan dijadikn makanan dan
juga di awetkan agar rasa daging ikan tidak berubah.Cara menangkap ikan pada
zaman lokal bukannya merusak malahan bersahabat dengan lingkungan contohnya
menangkap ikan di sungai. Dengan cara :
1. memancing
2.marengge
3.pasat
4.malunta
5.buwu
6.manyauk(saok).
D.penangkapan hewan darat
Alasan dan tujuan penangkpan
hewan darat adalah untuk makanan bertahan hidup dari kelaparan.Dari zaqman
lokal sampai zaman modern perburuan hewan yang ada didarat dilaut , sunbgai,
maupun diudara selalu dilakukan.Tetapi cara dan pemanfaatannya berbeda.Pada
zaman lokal masyarakat dayak menangkap hewan menggunakan sumpit atau yang
dikenal dengan sipet dan juga tombak.Pemanfaatannya untuk makanan saja tidak
digunakan untuk macam-macam.Sedangkan pada zaman modern masyrakat dayak
menggunkan tembakan atau pistol,panah, pemanfaatannya merugikan.
E.penangkapan burung
Alasan dan tujuan penangkapan
burung untuk dijadikan makanan. Zaman dulu masyarakat suku dayak Kalimantan
tengah cara menangkap burung besar si pemburu akan menirukan suara burung
dengaan mulutnya sendiri dan dimiripkan dengan suara elang.Bisa juga dengan sumpit
atau tombak.Jarum,sumpit yang digunakan
berburu burung dioleskan dengan ramuan racun yang berfungsi untuk melumpuhkan
atau bahkan mematikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar